Tuesday, 17 November 2015

TEKNIK BANGUNAN




Bahan Pengikat Hidrolis


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang.
Semen dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di Cina yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun menggunakan aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan kuno yang dijumpai di Pulau Buton
Benar atau tidak, cerita, legenda tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.
Sedangkan kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa Latin), yang artinya kira-kira "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan". Meski sempat populer di zamannya, nenek moyang semen made in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100 - 1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran.
            Baru pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton - insinyur asal Inggris - menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.
Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya mematenkan proses pembuatan cikal bakal semen ini. Adalah Joseph Aspdin, juga insinyur berkebangsaan Inggris, pada 1824 mengurus hak paten ramuan yang kemudian dia sebut semen portland. Dinamai begitu karena warna hasil akhir olahannya mirip tanah liat Pulau Portland, Inggris. Hasil rekayasa Aspdin inilah yang sekarang banyak dipajang di toko-toko bangunan.
Sebenarnya, adonan Aspdin tak beda jauh dengan Smeaton. Dia tetap mengandalkan dua bahan utama, batu kapur (kaya akan kalsium karbonat) dan tanah lempung yang banyak mengandung silika (sejenis mineral berbentuk pasir), aluminium oksida (alumina) serta oksida besi. Bahan-bahan itu kemudian dihaluskan dan dipanaskan pada suhu tinggi sampai terbentuk campuran baru.
Selama proses pemanasan, terbentuklah campuran padat yang mengandung zat besi. Nah, agar tak mengeras seperti batu, ramuan diberi bubuk gips dan dihaluskan hingga berbentuk partikel-partikel kecil mirip bedak.
Lazimnya, untuk mencapai kekuatan tertentu, semen portland berkolaborasi dengan bahan lain. Jika bertemu air (minus bahan-bahan lain), misalnya, memunculkan reaksi kimia yang sanggup mengubah ramuan jadi sekeras batu. Jika ditambah pasir, terciptalah perekat tembok nan kokoh. Namun untuk membuat pondasi bangunan, campuran tadi biasanya masih ditambah dengan bongkahan batu atau kerikil, biasa disebut concrete atau beton.
Beton bisa disebut sebagai mahakarya semen yang tiada duanya di dunia. Nama asingnya, concrete - dicomot dari gabungan prefiks bahasa Latin com, yang artinya bersama-sama, dan crescere (tumbuh). Maksudnya kira-kira, kekuatan yang tumbuh karena adanya campuran zat tertentu. Dewasa ini, nyaris tak ada gedung pencakar langit berdiri tanpa bantuan beton.
Meski bahan bakunya sama, "dosis" semen sebenarnya bisa disesuaikan dengan beragam kebutuhan. Misalnya, jika kadar aluminanya diperbanyak, kolaborasi dengan bahan bangunan lainnya bisa menghasilkan bahan tahan api. Ini karena sifat alumina yang tahan terhadap suhu tinggi. Ada juga semen yang cocok buat mengecor karena campurannya bisa mengisi pori-pori bagian yang hendak diperkuat.
Semen termasuk bahan material yang sangat dikenal di negeri kita, karena sangat mudah didapatkan dan diaplikasikan dalam berbagai proyek skala besar maupun kecil. Proyek besar seperti pembangunan gedung bertingkat, hingga proyek rumah tinggal biasanya menggunakan material beton. Dewasa ini beton termasuk material paling mudah didapatkan dibandingkan material lain seperti kayu. Pada dasarnya, terdapat beberapa jenis semen di pasaran, untuk jenis yang paling populer dan bisa digunakan untuk konstruksi rumah tinggal, adalah jenis Ordinary Portland Cement jenis 1 dan PCC (Portland Composite Cement). Di Indonesia, terdapat standar untuk mutu semen yang baik digunakan untuk pembangunan rumah tinggal.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia, SNI 15-7064-2004, standar mutu semen Portland (nama semen yang populer ini), semen portland komposit dapat digunakan untuk konstruksi umum seperti:
·      pekerjaan beton,
pasangan bata,
·      selokan,
·      jalan,
·      pagar dinding
·      pembuatan elemen bangunan khusus
·      beton pracetak,
·      beton pratekan,
·      panel beton,
·      bata beton (paving block)
·      dan sebagainya.
Standar tersebut dibuat oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) agar mutu semen yang beredar di pasaran dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu dikemasan sak semen biasanya terdapat logo "SNI" sebagai standar mutu maupun spesifikasi semen.
Material semen merupakan bahan komposit yang biasa digabungkan dengan beton bertulang. Hal ini karena beton, yang dihasilkan dari campuran semen, agregat (pasir/kerikil), dan air akan menghasilkan beton, yang kuat untuk gaya tekan. Artinya beton adalah material untuk menahan beban yang sifatnya menekan/ tekanan. Sedangkan tulangan besi dibuat untuk menahan gaya tarik atau tarikan. Perpaduan beton dan besi tulangan ini disebut "Beton bertulang" yang kuat menahan gaya tarik dan tekan.
B.     Rumusan Masalah.
Dengan melihat latar belakang yang dikemukakan sebelumnya maka beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam makalah ini adalah :
1.      Apakah Semen Portland itu ?
2.      Bagaimana Cara Pembuatan Semen Portland ?
3.      Bagaimana Klasifikasi Semen Portland ?
4.      Apa Syarat Semen Portland ?
5.      Bagaimana Sifat – Sifat Semen Portland ?
6.      Bagaimana Penyimpanan Semen Portland ?
C.    Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini antara lain :
1.      Untuk Menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Bahan Bangunan.
2.      Untuk mengetahui Apa Semen Portland itu.
3.      Untuk mengetahui Cara Pembuatan Semen Portland.
4.      Untuk mengetahui Klasifikasi Semen Portland.
5.      Untuk mengetahui Syarat Semen Portland.
6.      Untuk mengetahui Sifat – Sifat Semen Portland.
7.      Untuk mengetahui Penyimpanan Semen Portland.

2 comments: